Pagi ini ku sempat membuka website airhidup...
untuk hidangan rohani ku hari ini.
Sumber : http://airhidup.com/Article.cfm?ArticleID=1451
pengarang : Daltur Rendakasiang
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Yak. 5:16b
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Yak. 5:16b
Sangat besar kuasanya pada ayat ini sering ditafsirkan dengan
pengabulan doa sesuai dengan apa yang diucapkan berdasarkan kebutuhan
atau kepentingan si pendoa. Karena Allah maha kuasa maka Ia pasti dapat
mengabulkan apapun permintaan si pendoa asal, pertama yang berdoa itu
orang benar, kedua, berdoanya dengan yakin. Jadi bila ada orang kristen
berdoa dan doanya tidak dikabulkan Tuhan, misalnya ketika berdoa untuk
kesembuhan penyakitnya tidak terkabulkan, maka timbul pertanyaan,
jangan-jangan si pendoa ada dosa-dosa tertentu yang belum beres, atau,
mungkin juga si pendoa kurang yakin dalam doanya atau kurang beriman.
Apakah ini tafsiran yang benar? Apakah cara menafsir seperti itu adalah
tafsiran yang sehat?
Memang ayat di surat Yakobus ini bisa membawa kita kepada penafsiran
seperti itu, karena setelah ayat ini diberikan contoh Elia yang berdoa
menghentikan hujan, lalu hujan berhenti, lalu berdoa lagi untuk turun
hujan, lalu hujan pun turun. Nah lihatlah ELia, dia berdoa dengan
sungguh-sungguh dan apa yang didoakan menjadi kenyataan. (17-18).
Apalagi jika ayat ini dikaitkan dengan perkataan Yesus, "Karena itu Aku
berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa
kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." Mar
11:24. Maka tafsiran tentang arti 'yakin' dalam surat Yakobus, yakni
pasti dikabulkan sesuai permintaan, seolah semakin bersinar
kebenarannya. Dan kata 'yakin' dalam surat Yakobus disamakan dengan
'percayalah bahwa kamu telah menerimanya."
Dengan pola menafsir seperti itu tidak heran bila ada seorang ibu yang
anaknya sakit lalu ketika didoakan bukannya sembuh tapi malah meninggal,
maka si ibu dan mungkin anaknya juga akan dihakimi sebagai orang yang
kurang beriman, atau ada dosa-dosa tersembunyi yang belum dibereskan.
Penghakiman yang sama akan terjadi juga pada seseorang yang ketika
berdoa usahanya supaya maju, ternyata malah bangkrut. Inilah akibat cara
menafsir Alkitab yang tidak sehat.
Sekarang coba kita ambil tokoh Paulus. Tiga kali ia berdoa kepada Tuhan
gangguan Iblis dihentikan(2 Kor. 12:7-8). Dalam kasus doa Paulus ini
tentu saja kita tidak akan mempertanyakan apakah dia orang benar atau
bukan, karena dia adalah Rasul; kita juga tidak akan meragukan apakah
dia sungguh beriman atau tidak dalam danya. Tetapi apa jawab Tuhan
kepada orang benar yang sungguh-sunguh, sampai tiga kali, dalam doanya
itu? "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna." Amat jelas bahwa Tuhan tidak mengabulkan
permintaan Paulus. Tetapi hal ini bukan karena Paulus kurang benar atau
kurang beriman, tetapi karena Tuhan punya rencana atau cara atau maksud
yang lain bagi Paulus.Dan atas jawaban Tuhan itu, bagaimana respons
Paulus? Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya
kuasa Kristus turun menaungi aku. 2 Kor 12: 9. Jelas sekali Paulus
menyesuaikan hidupnya sesuai dengan jawaban Tuahn itu. Dari kasus Paulus
ini bisa kita tarik pelajaran bahwa doa itu bukanlah memaksa Tuhan
menyesuaikan diri dengan kehendak atau keingin kita, tetapi kitalah yang
harus menyesuaikan diri dengan pimpinan dan rencana Tuhan. Ibarat garpu
tala dan gitar. Gitarlah yang harus di stem sesuai dengan garpu tala,
bukan sebaliknya.
Ketika kta berdoa, silahkan uangkapkan segala permohonan kita. seperti
ajaran Paulus, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur." Fil 4:6. Tetapi bersikap jugalah
seperti Paulus ketika Allah berkehendak lain dari apa yang kita doakan.
Doa kita bukan untuk mengubah Allah, melainkan menyerahkan diri kita
untuk diubah Allah. Kitalah yang harus menyelaraskan diri dengan
kehendak Allah, bukan sebaliknya.
Dalam berdoa kita harus yakin, itu benar sekali, tetap yakin dalam hal
apa? Keyakinan Paulus bukanlah yakin bahwa Allah pasti mengikut
kehendaknya, atau mengabulkan apa yang didoakannya, melainkan Ia yakin
bahwa apapun jawaban Allah adalah yang terbaik bagi dirinya. Itulah isi
keyakinan Paulus. Doa orang benar dan yakin sangat besar kuasanya, benar
sekali. Paulus mengalami kuasa Tuhan yang besar itu ketika ia
menyesuaian dirinya dengan jawaban Tuhan. "Sebab itu terlebih suka aku
bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."
Paulus meneladani Kristus dalam doanya, "...tetapi bukanlah kehendak-Ku,
melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Luk. 22:42
No comments:
Post a Comment